Dara mengungkapkan, kejadian KDRT yang disebabkan karena faktor ekonomi tidak bisa dipungkiri. Apalagi, pada masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga ini cukup banyak menimbulkan perdebatan.
"Untuk faktor ekonomi tidak bisa dipungkiri. Misalnya finansialnya kurang. Lalu cara penyampaiannya juga kurang tepat, sehingga memicu emosi berlebih, itu sering di sebagian besar kasus," ujar dia.
Selain ekonomi, lanjut dia, faktor orang ketiga juga bisa menjadi pemicunya. Di mana si pelaku baik suami atau istrinya memiliki selingkuhan, karena ingin menutupi kesalahannya maka terjadilah kekerasan.
Kekerasan tersebut bisa dilepaskan secara verbal maupun fisik. Tak hanya itu, jika pelaku kerap mabuk-mabukan, atau pengguna obat-obatan terlarang, itu menjadi salah satu pemicu melakukan kekerasan kepada pasangannya. Hal ini jelas akan mudah terpancing emosi, maka tak bisa terelakan juga bila terjadi KDRT.
"Apakah dia mengonsumsi obat-obatan terlarang, mabuk karena itu mudah memancing orang jadi emosi," ujar dia.
Editor : Sefnat Besie