Keputusan itu ternyata menjadi titik balik. Hasil panen pertamanya cukup menggembirakan, mendorongnya untuk terus memperluas area tanam. Tahun demi tahun, lahan yang dulu tak terpakai itu berubah menjadi kebun yang subur, menghasilkan puluhan ton bawang merah setiap musim.
Namun, kisah Bripka Wempy tidak berhenti pada keberhasilan pribadi. Ia menjadikan kebunnya sebagai ruang belajar bagi masyarakat sekitar. Dengan senang hati, ia berbagi ilmu bertani kepada petani pemula dan bahkan memberikan bibit bawang merah secara cuma-cuma.
“Banyak yang awalnya takut gagal. Tapi saya selalu bilang, coba dulu. Kalau kita berusaha, hasilnya pasti ada,” ujarnya dengan senyum hangat saat ditemui di kediamannya di bilangan kota Soe, Senin, 30/12/2024.
Kehadirannya sebagai mentor mengubah pandangan pemuda-pemuda Desa Nulle. Pertanian, yang sebelumnya dianggap kurang menjanjikan, kini menjadi pilihan masa depan yang dilirik banyak orang.
“Pak Wempy mengajari kami bagaimana memanfaatkan tanah dengan baik. Beliau membuktikan bahwa bertani bisa berhasil kalau dilakukan dengan tekun,” ungkap Yohanis, seorang petani muda desa tersebut.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait