NIKI- Niki,iNewsTTU.id- Gelombang penolakan terhadap penurunan status Cagar Alam Mutis menjadi Taman Nasional terus bergulir. Setelah aksi demontrasi Cipayung di kantor DPRD TTU beberapa waktu lalu, hingga kini menjadi topik diskusi dari berbagai pihak termasuk para pemuda Timor yang merantau di Kalimantan.
Darius Nesi salah satu koordinator perantau Timor di Kalimantan menyampaikan melalui pesan singkat WhatsApp, Senin ( 11/11/2024) dengan tegas mengatakan bahwa para perantau di Kalimantan menolak status Taman Nasional Mutis.
"Menolak keras status mutis di jadikan Taman Nasional karena Mutis adalah tempat asal-usul kami, Mutis adalah warisan budaya leluhur yang disakralkan, Mutis adalah takhta tertinggi yang mana secara adat budaya selalu di tuturkan dalam puja puji dan doa. Cukup daerah lain, Mutis tidak boleh sebab kami adalah saksi kerusakan lingkungan di Kalimantan," ujar Darius.
Selanjutnya Nesi mengapresiasi langkah Naimnuke Pina Ope Nope yang merupakan orang pertama mengkritisi Penetapan penurunan status CA MUTIS satu hari sesudahnya (baca iNewsTTU.id, tanggal 10/9/2024, dengan judul : Pina Ope Nope kritik deklarasi Taman Nasional Mutis Timau).
"Mutis harus menjadi perhatian serius kita semua" tutup Darius Nesi.
Di tempat yang berbeda Pina Ope Nope menyambut positif setelah mengetahui respon para perantau Timor di Kalimantan yang turut menolak status Taman Nasional Mutis.
"Itu masukan yang baik dan sudah seharusnya pemerintah pusat mendengar bahwa masyarakat menolak dengan keras. Leluhur orang Timor juga memiliki andil dalam memerangi menjajah Belanda dan masyarakat Mollo baru berhasil ditaklukan Belanda tahun 1906," jelas Pina.
Pina menambahkan Mutis yang telah dipertahankan dengan darah dan air mata di masa lalu akan dipertahankan juga dengan darah dan air mata hingga detik ini tegss Pina Ope Nope menjelaskan sejarahnya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait