Oase di Tanah Gersang, TMMD Wujudkan Asa Warga Lanaus yang Bersujud

KEFAMENANU, iNewsTTU.id-- Panas terik matahari menggantung garang di langit Dusun II, Desa Lanaus. Di bawah terik siang yang memanggang, keringat mengalir di pelipis setiap orang di Dusun itu. Hawa dingin penyejuk raga yang dinanti-nanti tak kunjung berhembus.
Gemuruh suara mesin bor dan benturan besi bermata intan menembus tanah, terdengar nyaring bercampur dengan gelak tawa dan teriakan semangat dari sang operator saling sahut dengan para pria berfisik kekar.
Tak jauh dari Gemuruh suara mesin bor, Kakek Alosius Le'u, (68) Warga Bolmeo, Dusun II, Desa Lanaus, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara NTT sedang memanggul bongkahan batu besar sambil berjalan tertatih tatih melintas.
Bongkahan batu di pundaknya dipeluk erat dengan tangan yang kasar penuh guratan agar tak terjatuh, namun rupanya beban itu tak sebanding dengan tenaga dan kondisi fisiknya saat ini yang sudah menua, tetapi semangatnya tak memudar.
Tak terasa, keringat mengucur membasahi wajah kakek Alosius yang berkeriput, kemudian ditariknya ujung kain tenun lusuh bermotif Insana di bahu kanannya lalu mengusap peluh bercampur debu di dahinya.
Melihat beban yang dipikul kakek Alosius tak sepadan, Kapten CBA Dominggus Atamani bergegas menurunkan batu dari pundak Kakek Alosius. Bongkahan batu besar itu kemudian dikumpulkan dekat lokasi pembuatan pondasi bak penampung air bersih.
Meski demikian, kakek Alosius tak peduli, ia kembali mengambil bongkahan batu lainnya yang masih menumpuk bersama prajurit TNI dan warga lainnya kemudian dipindahkannya secara terus menerus hingga selesai dekat lokasi pembangunan bak penampung air.
Tetiba pandangan kakek Alosius diarahkan ke bagian Barat, sekira 75 meter dari tempat ia berdiri karena ia mendengar teriakan sorak sorai beberapa pria berseragam loreng sambil memegang selang dan terlihat air mulai menyembur dari dalam sumur bor.
Semburan air membuat tanah sekitar yang semula retak-retak akibat kekeringan ekstrim tiba-tiba menyatu kembali menjadi lumpur.
Seolah belum yakin, Ia kembali menajamkan pandangannya untuk memastikan itu adalah air bersih yang keluar dari sumur bor tersebut.
Setelah memastikan apa yang dilihatnya benar, seketika itu kakek Alosius dengan kondisi lulut gemetaran perlahan berlulut seolah bersujud, ia berterima kasih karena harapan dan impian memiliki air bersih akhirnya terwujud.
Kakek Alosius tidak sendiri, ia bersama ratusan warga sekampung sejak puluhan Tahun silam telah impikan kehadiran air bersih yang kini terwujud melalui tangan-tangan prajurit TNI Manunggal Membangun Desa, (TMMD) ke 123 di Desa Lanaus.
Setidaknya, kakek Alosius, yang sudah lebih dari 68 tahun mengarungi hidup, tahu bahwa ia tak akan melihat banyak hal, namun ia ingin memastikan bahwa kehadiran air bersih itu akan menjadi warisan bagi anak cucunya.
"Akhirnya air hadir di kampung ini, terima kasih bapak tentara,"ucapnya lirih nyaris tak terdengar di antara suara bising mesin bor air yang masih meraung raung.
Warga lainnya yang berdiri tak jauh dari kakek Alosius juga tak sanggup menyembunyikan perasaan gembiranya yang meronta-ronta.
"Terima kasih, Tuhan. terima kasih, bapak-bapak TNI," ucap Bu Maria dengan suara bergetar. "Kini kami tidak perlu lagi berjalan jauh hanya untuk menampung setetes air."tambahnya.
Sementara wajah para prajurit, senyum puas pun terlihat jelas. Mereka bekerja keras untuk mewujudkan impian warga, semangat mereka mengalir deras berpacu dengan cucuran keringat demi mengubah kehidupan warga Desa Lanaus lebih mandiri.
Penanggungjawab lapangan, Kapten CBA Dominggus Atamani selaku Danton SSK Satgas TMMD ke-123 menuturkan, setelah mendapatkan air bersih dari sumur bor, selanjutnya akan dilakukan instalasi jaringan perpipaan dari sumber air menuju ke bak penampung pada jarak sekira 75 meter.
"Segera kita instalasi ke bak penampung di bagian belakang Gedung SDN Lanaus yang akan difungsikan untuk siswa SD dan masyarakat, kita juga rencana akan intalasi perpipaan menuju salah satu SMP agar para guru dan siswa di sana juga bisa manfaatkan air bersih ini,"tandasnya.
Bagai Oase di tengah gurun yang siap membasahi tanah kering yang selama ini merindukan sentuhan air, keberadaan sumur bor dengan kedalaman 50 setidaknya sudah bisa menghidupi 100 Kepala Keluarga, (KK) yang mendiami tiga kampung tua di antaranya, Bolmeo, Haubesi dan Kabuk'kole dengan jumlah jiwa 300 orang di dusun II Desa Lanaus.
"Dulu masyarakat saya di sini ambil air di kali jarak cukup jauh, kalau musim hujan terpaksa pakai air hujan karena banjir di kali sehingga keruh tidak bisa diminum,"kata Kepala Desa Lanaus Ansel hanoe.
Ansel kemudian mengisahkan kembali kondisi wilayah Desanya yang dihuni oleh 521 Kepala Keluarga, (KK) dengan jumlah jiwa sebanyak 1.642 orang mengalami kekurangan air bersih setiap Tahun hal ini diperparah dengan musim hujan yang tak menentu.
Menurutnya, saat musim kemarau, masyarakat harus mencari sumber yang jauh karena di wilayah Desanya terkenal dengan kekeringan ekstrem.
Ia menceritakan, untuk memenuhi kebutuhan air, sebagian warga yang memiliki uang, terpaksa harus memesan air dari mobil tangki yang dibeli dengan harga 1 tangki ukuran 5000 liter mencapai Rp200 ribu rupiah.
"Hadirnya sumur bor ini, sudah mengurangi beban masyarakat, setidaknya ada 100 kepala keluarga dengan jumlah 300 jiwa yang menghuni tiga kampung tua yakni Bolmeo, Haubesi dan Kabuk'kole bisa memanfaatkan air bersih ini,"bebernya.
Kini, beban masyarakat di Desa Lanaus yang tersentuh program ini mulai terangkat, dengan limpah harapan baru yang terus merekah. Lahan pertanian akan teraliri air, begitu pula ternak tidak kehausan di musim kemarau lagi.
Di sisi lain dari desa itu, pekerjaan pembangunan SDN Lanaus yang sebelumnya rusak parah mulai berjalan. Ibu-ibu rumah tangga, anak muda, bahkan warga lanjut usia, berdiri bahu-membahu dengan para prajurit TNI.
Dari kejauhan, mereka terlihat mengambil adonan semen dan pasir kemudian disodorkan kepada para tukang bangunan yang sedang mengecor slop atas bangunan sekolah SDN lanaus.
Ada Prajurit TNI yang berada di bagian samping bertugas mengaduk campuran semen, pasir dan air, ada pula prajurit yang bergelantungan di sisi tembok lalu menerima adonan semen untuk mengecor slop bagian atas sebelum pemasangan atap.
Udara siang itu tak bisa diajak kompromi, Semilir angin di antara pohon gamal atau Cebreng dalam bahasa Sunda bahkan tak mampu menghalau hawa panas yang menyegat, namun semangat para ibu semakin membara mereka berdiri berjajar di bawah terik matahari sambil menyodorkan ember kecil berisi adonan secara estafet.
Bangunan SDN Lanaus ini termasuk dalam satu sasaran dalam program TNI Manunggal Membangun Desa, (TMMD) ke 123 Tahun 2025 di Desa Lanaus yang digagas Mabes TNI.
“Saya sangat senang bisa membantu pembangunan sekolah ini. Anak-anak kami berhak mendapatkan tempat yang layak dengan harapan pendidikan lebih bermakna,” ujar Maria, seorang ibu yang ikut terlibat dalam pengecoran.
Profesi ganda yang kini dilakoni ibu ibu ini patut diapresiasi, selain ahli memasak di dapur, mereka juga sigap membantu pekerjaan pria yang terbilang berat.
Setiap hari mereka membagi tugas secara bergantian dari masyarakat empat dusun di Lanaus. Semangat gotong royong yang melibatkan ibu ibu rumah tangga ini menjadi dasar kemajuan pendidikan di Desa kecil yang terbilang terpencil.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Lanaus, Agustinus Siki mengisahkan, awalnya bangunan lama SDN Lanaus didirikan secara swadaya oleh para orang tua murid pada September 2016, seiring berjalannya waktu, kekuatan bangunan mulai menyusut dan rapuh hingga nyaris roboh.
Agustinus bersama 96 anak didiknya dan 14 Guru di sekolah itu sangat berterima kasih atas perhatian dari Mabes TNI AD, karena saat ini bangunan sekolahnya sudah permanen, tidak seperti dulu.
"Sekarang kami tidak takut lagi karena bangunan sudah permanen, memang dulu kami belajar mengajar selalu was-was takut roboh karena tiang-tiang sudah lapuk,"urai Kepala SDN Lanaus, Agustinus Siki.
Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara, (TTU) tentunya sangat berbangga, pasalnya satu sekolah yang dulunya reot kini sudah dibangun menjadi lebih baik melalui program TMMD.
Sesuai data yang ada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) setempat tercatat seluruh bangunan Sekolah Dasar di TTU sebanyak 274 unit namun di antara sekolah tersebut masih tersisa 66 bangunan dalam kondisi memprihatinkan.
Banyaknya jumlah sekolah yang masih dalam kondisi memprihatinkan ini membuat pemerintah daerah tidak mampu merubah semua fasilitas pendidikan semudah membalikan telapak tangan apalagi di tengah Efisiensi anggaran pada tahun ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Utara, Beato Yoseph FR Omenu sangat mengapresiasi langkah TNI Angkatan Darat yang peduli dengan fasilitas pendidikan di daerah perbatasan yang masih jauh tertinggal dari daerah lain di Indonesia.
"Saya sangat mengapresiasi langkah TNI Angkatan Darat yang telah berkontribusi dalam pembangunan fasilitas pendidikan di wilayah perbatasan. ini merupakan upaya nyata dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut,"tandasnya.
Ia menaruh sujud kepada TNI sebab baginya, Ini adalah bentuk perhatian nyata terhadap dunia pendidikan, yang merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan bangsa, khususnya di daerah-daerah terpencil dan perbatasan.
Ia berterima kasih, Bangunan sekolah yang dulu reyot dan nyaris roboh, kini berdiri kokoh, siap menyambut generasi penerus.
Dedikasi Ratusan Prajurit TNI yang berkerja tanpa pamrih inilah yang menjadi kekuatan dan kebangaan tersendiri bagi Komandan Satgas TMMD ke-123 Letkol Arm Didit Prasetyo Purwanto.
Pria yang juga menjabat sebagai Dandim 1618 TTU mengungkapkan ada tiga sasaran dalam Program TMMD kali ini, yakni pembuatan sumur bor, rehab rumah warga dan pembangunan 4 ruang kelas baru untuk SDN Lanaus.
Menurutnya, alasan MabesAD jadikan SDN Lanaus menjadi sasaran dalam program TMMD ke-123 lantaran kondisinya sangat memprihatinkan.
Ia menceritakan kembali saat lakukan survey awal, ia melihat kondisi bangunan sekolah sebelumnya hanya ditopang oleh tiang tiang bulat, dinding pelepah Gewang dan atap dari daun gewang serta lantainya masih menggunakan tanah sehingga berdebu saat musim kemarau dan berlumpur saat musim hujan.
Dedikasi Tentara Nasional indonesia (TNI) Angkatan Darat untuk bangsa tak perlu diragukan lagi, fasilitas pendidikan yang dibangun demi generasi yang lebih cerdas menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Selain pembangunan SDN Lanaus, TNI juga tidak lupa hadirkan air bersih melalui sumur bor untuk menyelamatkan warga setempat dari ancaman kekeringan yang dihadapi setiap tahun.
Pria lulusan Akademi Militer Tahun 2002 ini berharap, fasilitas air bersih, Rumah Layak Huni dan bangunan sekolah dapat memberikan manfaat lebih kepada masyarakaat di Desa Lanaus yang sepadan dengan tema "Bersama TMMD, Kita Wujudkan Desa yang Sejahtera dan Mandiri".
Letkol Didit Prasetyo juga mengapresiasi seluruh elemen masyarakat Lanaus karena berpartisipasi aktif dalam kegiatan TMMD tahun 2025 ini.
"Sebab gotong royong yang kita lakukan bersama bukan hanya sekedar membangun ruang belajar para siswa tetapi TNI ingin manunggal dengan rakyat membangun kebersamaan, solidaritas dan rasa memiliki terhadap SDN Lanaus,"imbaunya.
Sebelumnya, Mayjen TNI Gabriel Lema Ketua Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TMMD ke-123, melakukan pemantauan dan evaluasi Program TMMD di Desa Lanaus atas perintah Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat.
Ia katakan, TMMD atau TNI Manunggal Membangun Desa, adalah wujud kebersamaan dan kemanunggalan antara TNI dan masyarakat. Program ini menunjukkan komitmen TNI-Polri untuk selalu hadir dalam setiap langkah dan persoalan yang dihadapi masyarakat, tanpa mengenal waktu dan tempat.
TNI memiliki tugas pokok yang sangat fundamental, yakni sebagai penjaga kedaulatan negara, pengawal keutuhan wilayah, serta pelindung keselamatan bangsa.
"Dalam konteks ini, kami ingin memastikan bahwa masyarakat dapat menjalankan seluruh aktivitasnya dengan aman, adil, dan nyaman. Selain itu, TNI berperan untuk mendukung perkembangan dan kemajuan masyarakat sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan mereka,"tegasnya.
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI juga menjelaskan, TMMD adalah salah satu bentuk nyata dari dharma bakti TNI kepada bangsa dan masyarakat. Ini bukan hanya soal membangun infrastruktur, tetapi juga sebuah manifestasi dari kehadiran negara untuk menjaga sisi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Seperti yang kita tahu, negara harus hadir di setiap lapisan masyarakat, memastikan setiap hak warga negara terlindungi, dan kehidupan mereka berjalan dengan lebih baik.
Menurutnya, Pembangunan di daerah adalah tanggung jawab bersama yang tidak ringan, dan untuk mewujudkan kemajuan tersebut, sinergi antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah sangat diperlukan.
"Kita harus bersama-sama bekerja keras untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan aspirasi masyarakat,"pungkasnya.
Selain sasaran fisik, pada Program TMMD ke-123 di Desa Lanaus ini juga menyelenggarakan sasaran Non-fisik dengan tujuan memberikan edukasi tentang berbagai aspek kehidupan.
Sasaran non-fisik tersebut di antaranta Penyuluhan hukum, Penyuluhan kesehatan Prokes, Penyuluhan bahaya Narkoba, Penyuluhan bahaya radikalisme, Penyuluhan bencana alam, Penyuluhan Lingkungan hidup, Penyuluhan ketahanan pangan, Penyuluhan Rekrutmen Prajurit TNI, Penyuluhan Stanting dan Penyuluhan Posyandu/Bindu.
Penyuluhan tersebut sangat penting untuk membangun kesadaran masyarakat di tengah arus globalisasi yang tanpa disadari membawa pemahaman masyarakat kian menipis.
Dengan berakhirnya seluruh kegiatan dalam program TMMD ke-123 di Desa Lanaus, pada tanggal 20 Maret 2025, program ini resmi ditutup oleh Kasdam IX Udayana, Brigjen TNI, Taufiq Hanafi yang ditandai dengan pemukulan gong.
Mantan Dandim Timor Tengah Utara, Tahun 2010-2012 ini berharap agar sasaran non fisik dan sasaran fisik seperti Sumur bor, bangunan SDN Lanaus dan Rumah layak huni yang dibedah oleh TNI dapat dijaga dan dirawat agar bisa bertahan lama demi generasi berikutnya.
Editor : Sefnat Besie