JAKARTA, iNewsTTU.id--Asia Tenggara dan Asia Selatan dilanda gelombang panas ekstrem yang mengakibatkan peringatan kesehatan dan penutupan sekolah di sejumlah negara.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama dengan otoritas lokal telah merespons dengan cepat untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca yang sangat panas ini.
Sejak sepekan terakhir, suhu di beberapa wilayah mencapai puncaknya hingga 45 derajat Celcius, menyebabkan kekhawatiran akan kesehatan masyarakat.
Ribuan sekolah telah diliburkan sebagai langkah preventif, dengan siswa diminta untuk tinggal di rumah demi keamanan mereka.
Manila, ibu kota Filipina, tercatat mengalami suhu ekstrem, memaksa pemerintah setempat untuk menutup sekolah umum selama dua hari sebagai tindakan darurat.
Di Thailand, jumlah kematian akibat serangan panas mencapai 30 orang, memicu peringatan dari departemen meteorologi tentang situasi yang memburuk.
"Panas ekstrem ini membawa ancaman serius bagi kesehatan dan keamanan masyarakat kita," kata seorang juru bicara PBB.
"Kami bersama-sama dengan otoritas lokal mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan warga kami."
Situasi ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan cuaca yang ekstrem dan pemanasan global.
Langkah-langkah adaptasi dan mitigasi harus terus diperkuat untuk melindungi masyarakat dari dampak yang lebih buruk di masa depan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel iNewsTTU Network
Editor : Sefnat Besie