Timor Tengah Selatan, iNewsTTU.id - Populasi Hewan Pembawa Rabies (HPR) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) terus mengalami penurunan signifikan akibat kasus gigitan yang melibatkan korban di wilayah tersebut.
Menurut data dari Dinas Peternakan Kabupaten TTS, dari total populasi HPR sebanyak 69.500 ekor, saat ini hanya tersisa 36.000 ekor setelah dilakukan var (vaksinasi massal) oleh pemerintah.
Kasus gigitan HPR, yang diketahui terkait dengan potensi penularan rabies, menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Dalam upaya pengendalian, pemerintah setempat telah bekerja keras untuk melakukan var pada HPR, anjing, kucing, dan kera.
Dari populasi HPR yang berhasil dijangkau, sebanyak 36.000 ekor sudah menjalani var, sementara sisanya masih dalam proses vaksinasi.
Pemerintah pusat ikut berkontribusi dengan menyediakan 250.000 dosis vaksin, namun saat ini hanya tersisa 22.000 dosis.
Data terbaru menunjukkan bahwa vaksinasi massal masih terus berlangsung dan diharapkan dapat mencakup seluruh populasi HPR di Kabupaten TTS.
Dokter Hewan Ary Ati, Kepala Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Kabupaten TTS, menyampaikan bahwa kasus gigitan HPR di wilayah tersebut terus meningkat setiap harinya.
Pihaknya bersama staf terus berupaya untuk mengendalikan kasus rabies dengan melakukan var secara intensif.
Meskipun demikian, pembentukan kekebalan kelompok (hard community) masih menjadi tantangan karena jumlah var yang diberikan baru mencakup seperempat dari populasi HPR yang ada.
Dr. Ary Ati menambahkan bahwa petugas lapangan sering mengalami kesulitan karena sebagian besar HPR yang telah divaksinasi tidak diikat oleh pemiliknya.
"Masyarakat diminta untuk memiliki kesadaran untuk mengikat atau mengandangkan HPR mereka guna memudahkan proses var dan melibatkan seluruh populasi HPR,"tandas dr. Ary Ati
Pemerintah daerah terus melaksanakan program var keliling di setiap desa, namun kerjasama dan kesadaran masyarakat dalam pengendalian kasus rabies sangat diperlukan.
"Harapan kita, keberhasilan program var ini akan menciptakan lingkungan yang bebas dari risiko rabies di wilayah Kabupaten TTS.
Editor : Sefnat Besie