VATIKAN, iNewsTTU.id- Paus Fransiskus menyerukan perdamaian di Tanah Suci pada hari Minggu, menyebut lonjakan kekerasan Israel-Palestina baru-baru ini sebagai “spiral kematian” yang tidak menghasilkan apa-apa.
Dalam pidato Angelus hari Minggu (29/01/2023), Paus menyatakan kesedihan yang mendalam atas kematian warga Palestina yang tewas dalam serangan militer Israel serta tujuh warga Israel yang tewas dalam penembakan di luar Sinagoga di Yerusalem Timur.
Itu merupakan serangan paling mematikan terhadap warga Israel dalam 15 tahun terakhir, menurut Associated Press.
“Spiral kematian yang meningkat dari hari ke hari tidak lain adalah menutup sedikit kepercayaan yang ada di antara kedua bangsa. Sejak awal tahun, puluhan warga Palestina tewas dalam baku tembak dengan tentara Israel,” kata pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu.
“Saya memohon kepada kedua negara dan masyarakat internasional agar segera dan menghentikan perang, jalan lain dapat ditemukan yang mencakup dialog dan pencarian perdamaian yang tulus. Saudara-saudari, marilah kita berdoa untuk hal ini,” lanjutnya.
Penembakan sinagoge terjadi sehari setelah serangan militer Israel di Tepi Barat menewaskan sembilan warga Palestina dan seorang pria Palestina lainnya ditembak oleh pasukan Israel di Al-Ram, Utara Yerusalem.
Patriark Katolik Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa bergabung dengan para pemimpin Kristen lainnya di Yerusalem pada hari Minggu (29/01/2023) untuk memperingatkan bahwa telah terjadi gangguam perdamaian dan menyebab penderitaan.
“Keadaan saat ini hampir pasti akan membawa lebih banyak kekejaman dan penderitaan, menjauhkan kita dari perdamaian dan stabilitas yang banyak dicari yang kita semua cari,” ungkapnya.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh para patriark dan kepala Gereja di Yerusalem itu, para pemimpin Kristen meminta semua pihak untuk menahan diri dan mengendalikan diri.
“Dengan memantau secara dekat situasi yang disesalkan ini, kami telah menyimpulkan bahwa proliferasi kekerasan yang telah menyebabkan kematian 32 warga Palestina dan tujuh warga Israel sejak awal Tahun Baru ini tampaknya terus berlanjut," ungkapnya.
Itu pasti akan berlanjut dan bahkan meningkat kecuali intervensi yang kuat dilakukan dengan tegas oleh masyarakat dan pemimpin politik di semua sisi,” ungkapnya lebih lanjut.
Ia meminta setiap orang harus bekerja sama untuk meredakan ketegangan saat ini dan meluncurkan proses politik berdasarkan prinsip-prinsip keadilan yang mapan yang akan menghasilkan perdamaian dan kemakmuran abadi bagi semua.
"Selaras dengan hal ini, di masa-masa tersulit ini kami menyerukan kepada semua pihak untuk saling menghormati keyakinan agama masing-masing dan menunjukkan rasa hormat kepada semua tempat suci dan tempat ibadah,” tegasnya.
Para patriark dan kepala Gereja di Yerusalem berdoa agar Tuhan untuk memberikan hikmat dan kehati-hatian kepada para pemimpin politik dan mencari cara untuk mengatasi kekerasan serta untuk mewujudkan perdamaian.
“Solusi yang adil dan damai untuk Tanah Suci kita tercinta,” jelasnya.
Editor : Sefnat Besie