Dukung Penanganan DBD, Yayasan GPS dan Ketua DPRD Sumbang Alat Medis ke RSUD Sabu Raijua

Dedy Lay Doma
Foto Bersama Usai Penyerahan Alkes untuk RSUD Sabu Raijua. Foto: Istimewa

SABU RAIJUA, iNewsTTU.id-- Melihat fenomena kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Sabu Raijua, Yayasan Generasi Peduli Sesama (GPS) bersama ketua DPRD langsung membuat aksi gerak cepat (Gercep) untuk membantu RSUD dengan alat penyaring sel darah merah atau Thermoscientific.

Menurut Ketua Yayasan Generasi Peduli Sesama (GPS) Jefrison Harianto Fernando saat penyerahan alat itu sabtu 08 maret 2025, Alat itu dibantu atas kerjasama antara yayasan bersama ketua DPRD dan Gubernur melalui proposal yang disampaikan oleh pihak RSUD dan selanjutnya melalui Yayasan membentuk tim kerja yaitu dirinya sebagai ketua umum, oci sebagai ketua pelaksana dan serly sebagai bendahara serta tim lainnya untuk dapat berkoordinasi dengan ketua DPRD dan gubernur NTT sehingga dapat memberikan bantuan alat tersebut. 

"Awalnya proposan dibuat oleh RSUD tapi karena lewat CSR sehingga wajib melalui Yayasan dan hasil koordinasi Yayasan dan tim yang dibentuk dengan ketua DPRD selanjutnya pak gubernur maka alat ini bisa didapatkan," Ungkap Nando

Dengan itu dia berharap alat tersebut dapat bermanfaat untuk pasien yang membutuhkan khususnya pasien demam berdarah yang selama ini wajib dirujuk ke Kupang atau ke tempat lain akibat belum tersedianya alat dimaksud.

Nando juga katakan, Yayasannya telah hadir di Sabu Raijua sejak tahun 2015 lalu yang dikhususkan untuk bergerak dibidang sosial, pendidikan dan kebudayaan sehingga bantuan yang diberikan kali ini merupakan aksi sosial secara nyata untuk dapat membantu banyak orang di Kabupaten Sabu Raijua dan bukan baru kali ini Yayasan membuat kegiatan sosial akan tetapi saat COVID-19 lalu juga pihaknya telah membantu berupa masker dan bantuan lainnya yang dibutuhkan.

Sementara itu Direktris RSUD Sabu Raijua dr. Ester Djari katakan alat serupa Pemda Sabu Raijua tidak pernah mengadakan namun pernah sekali yang merupakan bantuan dari kementerian kesehatan tapi dalam kondisi rusak sehingga sudah tidak terpakai sehingga ia berterimakasih kepada pihak Yayasan GPS, ketua DPRD dan gubernur NTT yang sudah membantu dengan alat tersebut .

"Saya sebagai penerima manfaat berterimakasih kepada pak ketua dewan, pak gubernur dan pihak Yayasan yang sudah memfasilitasi untuk alat ini sampai dirumah sakit kami" Ujar Dokter Ester

Dia juga ungkapkan KLB DBD pernah merebak di Sabu Raijua sejak tahun 2024 lalu sehingga meskipun alat serupa pernah ada namun tidak pernah digunakan sehingga rusak karena tidak pernah ada kasus dan dengan kehadiran bantuan itu diharapkan bisa membantu semua pasien yang membutuhkan karena bukan hanya pasien dbd saja yang butuh namun juga pasien anemia dan pasien lainnya sesuai penyakit yang di derita

Untuk diketahui alat itu harganya berkisar Rp650 Juta Rupiah dan merupakan alat resmi dari CSR Biofarma. 

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network