Makassar, iNewsTTU.id – Sekretaris Umum Pemuda Baladewa Indonesia, Andi Muhammad Nurichsan, mengkritik keras kegiatan photoshoot yang melibatkan Putri Sulawesi Selatan, yang mengenakan Baju Bodo (baju adat wanita Makassar) namun dengan penampilan yang diduga tidak sesuai dengan adat.
Dalam sesi pemotretan tersebut, Baju Bodo yang biasa dikenakan oleh wanita Makassar terlihat diubah dengan cara yang dinilai "seksual" dan jauh dari tampilan tradisional.
Kritikan Andi Iccang, panggilan akrabnya, disampaikan saat ditemui di Makassar pada Sabtu (15/2/2025).
Ia mengungkapkan rasa kekecewaannya atas penampilan yang tampak tidak menghormati budaya dan tradisi asli Sulawesi Selatan.
“Bahaya juga kalau begini, sebagai orang Bugis-Makassar saya sedih melihat itu,” ungkap Andi Iccang kepada reporter iNews.id.
"Sedih sih, memang orang Makassar kah yang buat ide itu, aslinya kan tidak begitu, adat dan budaya kita tidak usah dirubah-rubah, kok sarungnya dipotong pendek-pendek begitu sampai naik di atas lutut," tambahnya dengan nada kesal.
Andi, yang merupakan alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, mengatakan ia sangat terkejut dan sedih saat foto-foto model yang mengenakan Baju Bodo beredar luas di media sosial.
Menurutnya, perubahan desain dan gaya yang diterapkan dalam photoshoot tersebut justru mencoreng nilai-nilai luhur budaya Makassar.
Andi Iccang berencana untuk mengonfirmasi langsung dengan penyelenggara kegiatan dan pihak Dinas terkait. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
“Semoga ini yang terakhir dan tidak terulang lagi, ini diduga ada pelecehan adat dan budaya Makassar. Kami akan segera menyurat kepada pihak-pihak terkait. Semoga tidak berulang,” tegasnya.
Sutradara Film Netflix Herman Geno Ikut Berkomentar
Senada dengan Andi Iccang, Herman Geno, sutradara film asal Makassar yang kini bekerja di Netflix, juga melontarkan kritik keras terhadap penyelenggara photoshoot tersebut.
Menurut Herman, pihak penyelenggara tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang budaya Makassar.
“Saya sudah lihat video klarifikasi penyelenggara, tapi saya tidak sreg, seenaknya saja berbuat seperti itu. Cara meminta maafnya juga seperti tidak serius dan seperti orang tidak bersalah. Saya tekankan lagi ini adalah pelecehan adat dan budaya,” ujar Herman dalam wawancara terpisah dengan iNews.id.
Herman menyatakan bahwa pihaknya akan membuat surat resmi kepada Kementerian dan Raja-Raja Bugis Makassar untuk meminta respons terhadap dugaan pelecehan budaya yang terjadi dalam photoshoot tersebut.
Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh penyelenggara telah merendahkan martabat budaya dan adat Sulawesi Selatan.
Kronologi Kejadian
Fenomena ini bermula pada Senin (10/2/2025) ketika beberapa foto dari sesi photoshoot tersebut terunggah di akun Instagram @info_kejadian_makassar.
Dalam foto tersebut, terlihat tiga putri Sulawesi Selatan 2025 mengenakan Baju Bodo, namun ada yang mencolok: sarung yang dikenakan tampak lebih pendek dan berada di atas lutut, berbeda dengan yang biasanya dikenakan dalam adat tradisional.
Perubahan gaya pada pakaian adat tersebut langsung memicu perdebatan di kalangan masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan, mengenai apakah ini merupakan representasi budaya yang tepat atau justru sebuah penghinaan terhadap warisan budaya.
Tanggapan Warga Makassar
Kritik terhadap photoshoot ini terus berkembang di media sosial, dengan banyak warga Makassar yang merasa kecewa. Beberapa di antaranya menyarankan agar pihak penyelenggara segera meminta maaf dan mengoreksi kesalahan ini agar tidak memperburuk citra budaya Makassar.
Ke depannya, masyarakat berharap agar kegiatan yang melibatkan budaya dan adat setempat dapat lebih menghargai dan melestarikan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait