SOE, iNewsTTU.id - Masyarakat Desa Pubasu, Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), kini melihat kembali kebangkitan pertanian apel setelah 40 tahun mengalami kepunahan. Petani setempat, termasuk Milkior Selan, berhasil meraih keuntungan besar dari hasil panen pertama pada bulan Desember 2023 lalu.
Milkior Selan, salah seorang petani apel asal Desa Pubasu, menjelaskan bahwa baru-baru ini mereka berhasil memanen hasil pertama dari lahan seluas 1,6 hektare. Dengan 12 ember hasil panen, Milkior berhasil menjual apel tersebut di sekitar kampung dan Kota Tobu. Dengan harga jual per kilogram sebesar 50 ribu rupiah, Milkior meraup keuntungan sekitar 5 juta rupiah.
"Sistem budidaya apel yang kami tekuni sudah berlangsung selama 30 tahun dan masih menggunakan sistem tradisional. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bantuan dan pendampingan lebih lanjut dari pemerintah daerah untuk mengembangkan budidaya apel," ungkap Milkior Selan kepada iNews
Pada pantauan iNews di kebun milik Milkior Selan, terlihat kebun apel seluas satu hektare telah selesai dipanen. Saat ini, pohon apel mulai memunculkan buah-buah untuk periode kedua, dan rencananya akan dilakukan panen lagi pada bulan April 2024 mendatang.
Milkior Selan berharap agar pemerintah daerah memberikan dukungan dan pendampingan terkait sistem budidaya dan pengembangan tanaman apel. Baginya, usaha budidaya apel menjanjikan, dan dengan bantuan pemerintah, mereka dapat meningkatkan kualitas dan hasil produksi.
Pertanian apel di Desa Pubasu tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi petani setempat tetapi juga menjadi potensi ekonomi yang dapat menggerakkan roda perekonomian di tingkat lokal. Dengan dukungan yang tepat, pertanian apel dapat menjadi salah satu sektor unggulan yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi di Kabupaten TTS.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait