JAKARTA, iNewsTTU.id--Konflik berlarut-larut antara Israel dan Palestina telah menciptakan ketegangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Banyak warga Indonesia yang merasa prihatin dan marah terhadap serangan dan penindasan terhadap warga Palestina. Di tengah kecaman tersebut, gerakan boikot produk-produk Israel semakin mendapatkan dukungan di tanah air.
Salah satu gerakan yang mendapatkan perhatian adalah BDS (Boycott, Divestment, Sanctions). BDS adalah gerakan internasional yang mendukung Palestina dan mendesak Israel untuk mengakhiri penindasan terhadap warga Palestina.
Gerakan ini bertujuan untuk menciptakan tekanan ekonomi terhadap Israel melalui boikot produk-produknya.
Di Indonesia, sejumlah merek dan produk yang terkait dengan Israel telah menjadi sasaran boikot oleh sebagian masyarakat yang pro-Palestina. Berikut adalah daftar beberapa produk yang telah menjadi target boikot:
Edushape: Perusahaan yang memproduksi mainan pendidikan untuk anak-anak. Meskipun berbasis di Tel Aviv, Israel, banyak yang percaya bahwa perusahaan ini memiliki hubungan dengan Israel.
Tiny Love: Merek produk perawatan bayi dan mainan ini didirikan awalnya di Israel, sebelum diakuisisi oleh perusahaan lain dan beroperasi secara global di banyak negara, termasuk Indonesia.
Rummikub: Permainan papan yang populer, diciptakan oleh seorang warga Israel pada tahun 1940-an, dan dimainkan di seluruh dunia.
Taf Toys: Merek mainan dan aksesori bayi yang didirikan di Israel dan mencakup beragam produk perawatan bayi.
Sabra: Merek makanan kemasan yang memproduksi hummus dan produk makanan lainnya. Meskipun sebagian besar produk Sabra diproduksi di Amerika Serikat, merek ini tetap menjadi sasaran boikot oleh sebagian orang pro-Palestina di Indonesia.
Gerakan boikot adalah salah satu cara di mana masyarakat Indonesia mengekspresikan solidaritas mereka dengan Palestina.
Ini juga menjadi bentuk tekanan damai untuk mendorong perdamaian dan menghormati hak asasi manusia di kawasan yang dilanda konflik.
Keputusan untuk melakukan boikot adalah hak pribadi, dan individu memiliki kebebasan untuk memilih apakah mereka ingin mengikuti gerakan ini dalam upaya mendukung rakyat Palestina.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait