Kesamaan pandangan antara Ganjar dan Anies mengenai isu politik dinasti, kata Emrus, menandakan keduanya seolah sepakat menjadikan Prabowo-Gibran sebagai "musuh bersama." Bukan tidak mungkin kesamaan persepsi antara dua kandidat itu diikuti para pendukung mereka.
"Pandangan mereka sama, yaitu negara ini bukan milik keluarga, negara ini milik rakyat. Sehingga mereka bisa menjadi kesatuan di dalam pergerakan politik ke depan. Jadi, Prabowo dan Gibran jadi satu tersendiri secara eksklusif," kata Emrus.
Menurut Emrus, Ganjar dan Anies pantas berkata bila negara bukan milik segolongan keluarga. Pasalnya, pencalonan Gibran sebagai cawapres tidak melalui proses yang sehat dalam demokrasi.
"Padahal, dia secara prestasi juga belum mencolok," ucap Emrus.
Pencalonan Gibran yang dipaksakan, menurut Emrus, juga berisiko bagi peluang menang Prabowo.
Ia menyebut para pendukung Prabowo bisa membelot ke pasangan Ganjar-Mahfud atau Anies-Muhaimin. Itu bisa terjadi jika polemik skandal MK berbuntut panjang dan Jokowi terus dipersepsikan negatif.
"Prabowo dan Gibran ini tampak jadi eksklusif karena diloloskan melalui keputusan MK. Tapi, Anies Baswedan dan Ganjar itu memperlihatkan kejernihan dalam berpikir. Dia berani mengatakan negara ini bukan milik keluarga," kata Emrus.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait