IHSG Anjlok Terkena Trading Halt dan Kebijakan Anti Korupsi Pemerintah Presiden Prabowo

IHSG ANJLOK TERKENA TRADING HALT & KEBIJAKAN ANTI KORUPSI PEMERINTAHAN PRESIDEN PRABOWO
Oleh : Julio Leba,SH, MH
(Lawyer & Legal Consultant, Specialist Investment, Banking and Insurance Bussines)
Ilustrasi sederhana IHSG anjlok dengan Bahasa sehari-hari.
Marthen punya Usaha warung, semakin ramai setiap hari dengan pelanggan terus bertambah. Keluarga dan teman-teman akhirnya ikut datang titip jualan juga, ada yang jual es teh, gorengan, bakso, sate, sei babi, nabas dll. Akhirnya marthen terus tambah karywan dan sekaligus pinjam di bank untuk perbesar usaha.
Namun setelah kredit marthen bukan pakai uang untuk perbesar bisnis, justru beli mobil baru motor baru dan iphone baru, tambah lagi karyawan baru banyak yang teman dan keluarga sehingga Sebagian ada yang mulai pencuri uang dan ada yang kerja sama dengan preman kampung. Marthen tahu itu namun tidak kasi hukuman tegas karena kasihan masih keluarga dan teman,
Ada orangtua yang sudah ingatkan marthen tentang anak kerja yang pencuri dan kerja sama dengan preman, tapi Martehn ini memang antara baik hati atau polos makanya kena tipu terus, Akibatnya keluarga dan teman yang selama ini titip jualan mulai takut karena jualan mereka habis tapi uang setoran kurang terus, belum lagi kena palak dari preman.. Akhirnya keluarga dan teman yang titip jualan pelan-pelan mulai pindah tempat lain
Langganan yang selama ini banyak datang juga mulai berkurang, karena setiap datang uang parkir naik terus, kadang helm hilang bahkan lebih parah ada yang motor juga hilang. Di saat bersamaan marthen punya utang juga tetap harus bayar, akhirnya marthen mulai macet bayar cicilan dan langganan hilang
Martehn tambah pusing karena teman dan keluarga yang pencuri selama ini juga sekongkol dengan sekuriti yang martehn bayar untuk jaga. Akibatnya marthen punya bisnis turun terus dan utang masih banyak, nyaris bangkrut.
Kalau jadi marthen punya kawan baik, apa yang akan kita lakukan?
Pada perdagangan bursa efek selasa 18 maret 2025, menjadi hari momen yang sangat menarik bagi semua kalangan baik dari ekonom, politisi maupun masyarakat luas dengan pertanyaan yang sama ada apa dengan situasi ekonomi indonesia? Berikut beberapa fakta menarik yang ada dan harus kita cermati secara serius.
Indek harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang tidak biasa, yakni turun sampai sebesar 6,58% menuju level 6.223,38 pada sesi pertama perdagangan di pukul 11.19.31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan sementara perdagangan saham atau istilahnya trading halt. Sekretaris PT BEI, Kautsar Primadi Nurahmad menjelaskan bahwa pengentian sementara ini dilaksanakan sudah sesuai dengan persetujuan yang diberikan oleh dewan direksi BEI Nomor-00024/BEI/03-2020 tentang perubahan panduan penanganan kelangsungan perdagangan dalam kondisi darurat.
Ironi disaat IHSG jeblok, tapi Bursa saham di Asia justru semakin positif dan tetap mempertahankan trend positif. Bursa STI Singapore bertumbuh 1,3%, Bursa KLSE Malaysia naik 1%, Bursa Hang Seng Hongkong malah naik 2,1%. Kondisi ini semakin memperkuat asumsi bahwa pemilik modal besar memindahkan uang mereka ke bursa lainnya yang lebih menjanjikan di negara asia lainnya (Sumber Bloomberg, Katadata.co.id)
Semua saham perusahaan pemerintah mengalami penurunan yang sangat tajam, utamanya di sector perbankan yang selama ini dikenal sebagai saham bluechip namun justru terjun bebsa pada situasi ini. seperti BMRI (Bank Mandiri) turun 6,62%, BBRI (Bank BRI) terkoreksi sebesar 6,27%, BBNI (Bank BNI) turun 3%, BRIS (Bank Syariah Indonesia) terjun 6,7%.
Berdasarkan fakta-fakta diatas akhirnya pemerintah mengambil langka perberhentian trading sementara atau trading halt. Secara sederhana untuk dipahami bahwa trading halt adalah penghentian sementara aktifitas perdagangan saham Ketika market atau IHSG mengalami penurunan secara drastis dalam satu hari, dalam hal ini penurunan sudah melebihi 5%. Langkah kebijakan trading halt ini diambil dengan tujuan utama agar tetap menjaga stabilitas pasar dan memastikan transaksi keuangan bisa berjalan dengan tranparan, adil, efisien dan teratur bagi semua pihak. Menurut Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK Nomor S-274/PM.21/2020 tanggal 10 Maret 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengambil langkah-langkah sebagai berikut jika IHSG mengalami koreksi tajam dalam satu hari :
Jika IHSG turun lebih dari 5% maka perdagangan akan dihentikan selama 30 menit dan kemudian akan dilanjutkan Kembali
Jika penurunan berlanjut lebih dari 10% maka perdagangan akan Kembali dihentikan selama 30 menit dan kemudian akan dilanjutkan lagi
Jika IHSG turun lebih dari 15% maka bursa akan melakukan trading suspend, yang dapat berlangsung hingga akhir sesi di hari tersebut atau bahkan bisa lebih lama tergantung situasi yang terjadi & sesuai persetujuan pihak OJK Indonesia.
Dengan adanya kebijakan trading halt ini, investor dapat memiliki waktu untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi Tindakan investasinya, apakah sudah tepat atau perlu ada penyesuaian. Secara keseluruhan trading halt ini merupakan mekanisme perlindungan yang diterapkan oleh pihak BEI untuk menjaga stabilitas market di tengan kondisi volatilitas pasar yang sangat ekstrem. Dari sisi tahunan atau Year To Date (YTD) IHSG sudah mengalami oenurunan sebesar 12%, ini merupakan yang paling buruk di market saham pasar Asia Pasifik. Apalagi kondisi ini diperparah dengan bursam saham negara tetangga kita yang cenderung masih satbil dan justri positif disaat IHSG ambruk 6,58%
Berikut ini beberapa factor yang menjadi pemicu terjadinya trading halt, baik secara internal yang terjadi di indonesia maupun factor eksternal dari luar.
Faktor internal penyebab trading halt
Defisit APBN yang sangat mengkwatirkan. Per feb 2025 saja anggaran pendapatan belanja negara kita sudah mengalami kekurangan sebesar Rp 31,2 triliun. Salah satu dating dari penerimaan negara yang mengalami penutunan tajam hingga mencapai 20,85% dibanding tahun sebelumnya. Setoran dari pajak juga mengalami penurunan tajam sebesar 30% disbanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 270 triliun.
Isu mundurnya Tokoh ekonomi di Indonesia dari jajaran Menteri Kabinet Presiden Prabowo. Dari sisi figure ekonomi yang cukup berpengaruh adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan juga Menko bidang perekonomian Airlangga Hartarto yang santer diberitakan akan meninggalkan Kabinet Indonesia Maju alias terkena reshuffle. Kabar ini tentunya sangat berpengaruh kepada aksi para investor yang akan mengambil keputusan investasinya. Bagi yang sudah ada di dalam market IHSG kabar ini akan menjadi factor pendorong untuk melakukan aksi jual atau cashout. Umumnya ini berlaku bagi investor asing yang memilih untuk pindah keluar dari market indonesia. Sedangkan bagi investor dalam negeri yang baru akan masuk ke bursa tentu akan mengambil sikap wait and see, sampai kondisi social politik maupun ekonomi semakin membaaik. Hal inilah yang membuat market crash pada 18 maret 2025 kemarin.
Tekanan Jual yang terus menerus. Dalam beberapa hari belakangan tekanan jual terus menerus terjadi, utamanya pada saham unggulan, bahkan saham perbankan pun mengalami penurunan yang tidak biasa, seperti BMRI (Bank Mandiri) turun 6,62%, BBRI (Bank BRI) terkoreksi sebesar 6,27%, BBNI (Bank BNI) turun 3%, BRIS (Bank Syariah Indonesia) terjun 6,7%. Penurunan ini dipicu oleh banyaknya dana asing yang keluar mencapai 24 trilliun di tahun 2025, jika ditarik mundur 6 bulan ke belakang sebenarnya dana asing yang keluar sudah mencapai 57,8 trilliun (*Data CNBC).
Polemik revisi UU TNI. Mungkin bagi orang awam kurang familiar dengan isu ini terhadap sisi ekonomi, namun bagi para investor, apabila RUU TNI disetujui maka akan sangat beresiko dan mengkawatirkan bagi investor. Keterlibatan apparat TNI di berbagai sector BUMN dan kekuasaan akan menimbulkan keresahan, menurunkan daya saing secara ekonomi, memperbesar potensi konflik kepentingan dalam pengambilan keutusan dan tentunya membuka celah Tindakan korupsi.
Faktor “Negara terkorup di dunia & Ketidakpastian Hukum”. Menurut jaringan global anti korupsi atau Transparency International merilis indeks persepsi korupsi (IPK) di 180 negara dunia, Indonesia berada pada urutan 115 dengan IPK 34. Bandingkan dengan sesama negara Asean kita kalah jauh dari Singapore IPK 83, Malaysia IPK 50, Vietnam IPK 41 dan Thailand 35, Bahkan dari negara baru Timor Leste saja indonesia tertinggal (IPK Timorleste 43). Belum lagi kondisi ini diperparah dengan maraknya kasus korupsi yang terjadi belakangan ini di Pertamina, Timah, Garuda dan perusahaan pemerintah lainnya. Fakta ini memicu keresahan di kalangan investor apakah akan bertahan berinvestasi di Indonesia atau mengambil Langkah kabur saja dulu sambal melihat kondisi ini akan membaik. Faktor Kepastian hukum bagi investor juga berperan penting sebagai pegangan untuk para investor dalam menginvestasikan dana mereka.
Danantara memicu keresahan di kalangan investor. Sampai saat ini isu tentang pengurus danantara yang diisi oleh kroni penguasa turut serta membuat gamang investor, ditambah lagi belum ada kepastian aturan rinci mengenai operasional dan penempatan investasi pada Danantara. Lebih parah lagi hari dimana Danantara diresmikan saham perbankan justru anjlok, BMRI drop1,48% ditambah lagi IHSG justru turun 0,82% dan keesokan harinya drop 2,34%. Banyak pihak yang merasa kwatir dengan deviden BUMN yang dahulunya menjadi uang APBN kini justru masuk ke kas Danantara.
Faktor Eksternal penyebab trading halt
Secara eksternal berkaitan dengan penurunan peringkat saham indonesia oleh Goldman Sach dan Morgan Stanley. Peringkat ini diturunkan dari yang statusnya overweight menjadi market weight. Penilaian ini berdampak kurang bagus, karena mencerminkan kekwatiran dari investor terhadap resiko investasi. Selain itu juga menunjukkan prospek indonesia sebagai negara tujuan investasi yang tidak terlalu menjanjikan, artinya kita ada di lapisan ke dua. Pilihan terakhir setelah negara Asia lainnya.
Goldman Sach dan Morgan Stanley adalah lembaga keuangan terkemuka di dunia keuangan global, banyak investor akan sangat berhati-hati dengan rekomendasi ini. Sebagai informasi Goldman Sach dan Morgan Stanley adalah bank Global berbasis di New York yang rutin memberikan rekomendasi bagi dunia investasi.
Perang tarif Donald Trump. Ekonomi global yang sedang dalam mode siaga saat ini dipicu oleh perang dagang yang digagas oleh Donald Trump terhadap China, Mexico dan Kanada. Hal ini diikuti dengan kebijakan tarif baru dalam perdagangan terhadap negara yang surplus perdagangannya tiggi dengan pemerintah USA. Resiko tarif impor, pembatasan perdagangan, serta potensi ketegangan baru antara negara-negara besar memicu investor lebih berhati-hati dengan menarik semua dana investasinya.
Situasi yang terjadi saat ini menjadi alarm kuat bagi komponen pemerintah untuk segera berbenah dan menyelesaikan persoalan yang terjadi satu per satu. Fokus pemerintah saat ini bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,2%, namun dengan melihat fakta yang terjadi saat ini pemerintah harus segera berbenah dari sector yang paling basic di dunia investasi dan ekonomi.
Belajar dari pengalaman negara tetangga kita saat bangkit dari kemiskinan, Singapore melakukan perubahan paling mendasar adalah memperbaiki sector kepastian hukum. Sehingga semua pihak merasa memiliki pegangan dalam berinvestasi. Sejak tahun 1952 Negara ini sudah memiliki Lembaga anti korupsi yang bertanggungjawab untuk pemberantasan korupsi. Perdana Menteri pertama dan terlama Singapore Lee Kuan Yew adalah tokoh nasional yang memimpin perubahan negara tersebut menjadi Singapore yang ada saat ini, dari sebua negara kecil yang dibuang oleh Malaysia karena dianggap tidak memiliki kekayaan alam apapun dan wilayah kecil tak mempunyai nilai ekonomis, kemudian berubah dan berkembang menjadi negara modern dan salah satu pusat ekonomi di Asia. Fondasi utamanya ada pada kepastian hukum di negara untuk semua pihak, bebas Korupsi dan ketegasan. “Pada akhirnya kepuasan terbesar dalam hidup saya berasal dari fakta bahwa saya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengumpulkan dukungan, menghimpun keinginnan untuk membuat tempat ini bebas korupsi (*Dalam bukunya One man’s view of the world). Warisan yang ditinggalkan Perdana Menteri Lee adalah pemerintahan yang efisien, bebas korupsi, kepastian hukum dan tarif pajak yang rendah untuk menarik para investor. Lihatlah Singapore hari ini, mereka memberikan Hukum benar-benar menjadi panglima yang sangat ditakuti oleh para pelanggar, bahkan membuang sampah sembarangan pun akan langsung dihukum. Singapore menjadikan kepastian hukum untuk meyakinkan para investor bahwa negara mereka bebas dari praktik korupsi. Terbukti!
Bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Saat ini kita ada dalam tahap investor asing menarik dana mereka dari Indonesia, artinya sudah 57,8 Triliun dana yang keluar sejak 6 bulan lalu. Ini indicator berbahaya sekali bagi kita masyarakat, saya coba gambarkan siklus dengan sangat sederhana dalam beberapa tahap berikut :
Investor asing keluar membawa dana asing puluhan triliun, investor local menarik dananya dari market sehingga IHSG drop dan terjadi trading halt. Ini bukan pertama kali terjadi dan di beberapa kejadian sebelumnya hal ini berdampak cukup parah bagi masyarakat kecil, Rupiah makin melemah, harga barang import semakin mahal, dan inflasi meningkat.
Uang yang keluar akan memicu menurunnya rencana ekspansi bisnis oleh perusahaan, jika perusahaan tidak buka bisnis baru, buka pabrik, buka cabang maka tidak ada lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Pengangguran akan bertambah dan terus naik,
Kelanjutan dari poin no 1 dan 2 adalah ekonomi akan melambat, penghasilan masyarakat juga akan menurun, sehingga berimbas pada daya beli menurun. Karena masyarakat berhemat, bisnis tidak berputar, semua sector kena dampak disini, utamanya ke bisnis sembako, efek dominonya bisa sampai kemana-mana ini, terus begitu dan semakin besar.
Bisnis yang tidak berkembang, daya beli menurun, berdampak kepada sector keuangan, kredit macet bermunculan karena kreditur tidak mendapat putaran uang untuk membayar kredit. Akibatnya angka kredit macet semakin tinggi, industry perbankan mengalami dampak suku bunga akan naik karena butuh subsidi terhadap sector keuangan yang lesu.
Harga kebutuhan pokok hidup akan naik, pengangguran meningkat dan tak memiliki penghasilan, masyarakat kecil akan semakin banyak masuk kategori miskin. Terbaru data kementerian tenaga kerja mencatat di tahun 2025 saja sudah ada 81.290 org tenaga kerja yang terkena PHK. Inilah yang akan dirasakan oleh masyarakat. Jadi seserius itulah yang terjadi saat IHSG mengalami trading Halt.
Apa yang harus dilakukan sekarang?
Jika membaca uraian Panjang diatas tentang situasi yang terjadi dan factor pemicu kita harus focus pada hal yang sifatnya internal, yang mana ini adalah factor yang bisa dalam kendali kita semua. Dari serangkaian factor pemicu tersebut pemerintah harus cepat mengambil langka nyata dalam dunia hukum. Terbukti saat ini pihak berwajib dalam hal ini Kejaksaan & Lembaga KPK sedang membingkar banyak kasus korupsi. Terbaru kita mendapati mega korupsi di Pertamina yang sangat menggemparkan. Jadi apa yang harus dilakukan?
Mengesahkan RUU Perampasan asset bagi para koruptor. Sejak jaman presiden Jokowi, RUU ini berkali-kali diajukan pemerintah untuk dibahas dan kemudian bisa disahkan, yang nantinya akan menjadi landasan pihak berwajib agar bisa merampas asset para koruptor, namun selalu gagl dan Lembaga legislative terkesan tidak serius. Kini di era presiden Prabowo, dengan koalisi besar Kabinet Indonesia Maju, sangat mungkin untuk disahkan. Ini akan menjadi titik balik bagi kepastian hukum sehingga menekan angka korupsi di Indonesia.
RUU Perampasan asset ini juga nantinya bisa menjadikan para koruptor dan kroni serta pihak keluarga akan dimiskinkan. Kondisi nyata yang terjadi saat ini adalah Ketika koruptor dipenjara, pihak keluarga dan para kroni tetap sukacita menikmati hasil korupsi. Hal ini tentunya tidak membangun efek jera bagi para koruptor
Pemerintah juga harus membatalkan RUU TNI. Kekwatiran besar dari para investor adalah tentang kembalinya pemerintahan Indonesia ke jaman pemerintahan dwifungsi dari ABRI, lebih bersifat militeristik. Dampak dari RUU TNI memungkinkan pihak militer ikut masuk memegang bisnis pada perusahaan negara maupun Lembaga regulator bisnis, yang mana ini sangat rawan konflik kepentingan.
Merubah program prioritas secara bertahap dengan budget yang ada, prioritaskan sector ekonomi kerakyatan yang berdampak langsung kepada masyarakat. Program MBG ini bagus namun tidak bisa dilakukan dengan mengambil semua anggaran dengan alas an efisiensi. Terkesan sangat premature dan dipaksakan sekali program makan-makan ini.
Jika menjadi teman baik marthen di ilustrasi cerita diatas apa yang akan kita lakukan? Kita bantu Marthen perbaiki situasi ekonomi bisnis marthen.
Semoga pemerintah sesegera mungkin melakukan langka antisipasi terhadap situasi ini sehingga secepatnya memulihkan kepercayaan public, maka investor akan Kembali, uang dari luar akan masuk lagi, ekonomi bergairah lagi dan ekspansi bisnis dimana-mana akan menyerap tenaga kerja, kualitas kehidupan membaik dan masyarakat semakin sejahtera, Salam Indonesia Emas.
Editor : Sefnat Besie