GAZA, iNewsTTU.id--Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan dilaporkan kewalahan menangani korban luka akibat serangan Israel di wilayah tersebut pada Jumat (1/12/2023). Pasien-pasien luka terus berdatangan, dan fasilitas kesehatan ini mengalami kesulitan menangani volume yang tinggi.
Seorang pria terlihat membawa anak laki-laki dengan kepala berlumuran darah sambil berteriak meminta pertolongan. Seorang gadis tiba di ambulans bersama seorang pria yang kehilangan bagian atas kaki kirinya.
Di luar rumah sakit, beberapa orang menangis di samping jasad orang-orang yang gugur akibat serangan Israel hari itu.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 60 orang tewas akibat serangan udara Israel pada hari tersebut. Rekaman dari Rumah Sakit Nasser menunjukkan anak-anak dan orang dewasa yang terluka dibawa masuk. Fasilitas kesehatan yang rusak di Gaza kesulitan menangani gelombang baru korban jiwa yang terus bertambah.
Beberapa kelompok bantuan dan PBB mengungkapkan bahwa sebagian kecil fasilitas kesehatan di Gaza yang masih berfungsi tidak dapat menangani lonjakan korban jiwa.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan rumah sakit di Gaza kekurangan pasokan dasar, staf, dan bahan bakar untuk memberikan layanan kesehatan primer pada skala yang dibutuhkan.
Otoritas kesehatan Palestina mencatat lebih dari 15.000 warga Gaza tewas dan ribuan hilang sejak perang di wilayah itu dimulai pada 7 Oktober. PBB memperkirakan sebanyak 80 persen penduduk Gaza terusir dari rumah mereka.
Pesawat tempur Israel kembali menggempur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Jumat (1/12/2023).
Militer Israel mengumumkan melanjutkan "operasi tempur" mereka, menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dengan menembakkan roket ke Israel.
Sementara itu, Hamas menyalahkan Israel atas berakhirnya gencatan senjata, menyebut bahwa Israel menolak tawaran untuk membebaskan lebih banyak tawanan yang ditahan di Gaza.
Editor : Sefnat Besie