KUPANG, iNewaTTU.id- Ikan Bakar Liliba merupakan salah satu tempat makan yang cukup terkenal di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tempat yang strategis dan ramai pengunjung ini terletak di Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Pemilik ikan bakar Liliba Johanis Nahor Daris dan istrinya Dian Daris kepada iNews.id saat ditemui pada Selasa (17/01/2023), mengatakan usahanya tersebut di rintis sejak tahun 2007, dengan sebuah lapak kecil di pinggir jalan Piet A.Tallo dan sempat goyah akibat pandemi covid 19, namun berkat Tuhan usaha mereka mulai bangkit, dan saat ini memiliki 9 karyawan tetap yang membantu usahanya.
" Sejak awal membuka usaha ini, pendapatan masih minim, namun kami bersyukur seiring berjalannya waktu usaha kami berjalan dengan baik hingga sehingga banyak pembeli yang merasa puas dengan ikan bakar kami dan menjadi pelanggan tetap kami, walau sempat dihantam pandemi Covid 19 namun nerkat Tuhan usaha kami kembali bangkit, Ikan Bakar Liliba menyediakan semua jenis ikan segar, seperti kakap merah, kakap putih dan ikan lainnya, yang membuat ikan bakar liliba dikenal dan diminati banyak orang yakni bumbu ikannya, karena kami selalu memilih bumbu yang benar-benar berkualitas untuk mendapatkan rasa ikan bakar yang nikmat," Ujar Johanis.
Ikan bakar liliba terkenal dengan tekstur ikan yang segar dengan ciri khas bumbu yang nikmat, sehingga memikat banyak pengunjung, tidak heran setiap pengunjung yang datang ke lokasi ini adalah pelanggan setia yang sudah merasakan kenikmatan ikan bakar Liliba.
Jamal yang merupakan salah seorang pembeli yang sering membeli ikan bakar di tempat ini, mengaku rasa ikan bakar liliba yang lezat serta harga yang ramah di kantong menjadi alasannya, apalagi ikan yang dijual
tetap terjaga kesegarannya, sehingga membuatnya menjadi pelanggan setia ikan bakar Liliba.
"Saya selalu membeli ikan bakar di sini karena rumah saya dekat dengan tempat ini, selain itu ikan bakar di sini rasanya enak serta harganya yang ramah di kantong, dan yang paling utama ikannya masih segar," Ujarnya, (*)
Editor : Sefnat Besie