KEFAMENANU, iNewsTTU.id – Kesalahpahaman di tengah masyarakat terkait penggunaan alat pertanian di Timor Tengah Utara (TTU) akhirnya terungkap. Alat tersebut, yang sering terlihat diolah oleh pihak lain, ternyata merupakan bagian dari kerja sama antara sebuah kelompok masyarakat dan pastoran setempat.
Bupati Timor Tengah Utara, Yosep Falentinus Delasale Kebo saat dikonfirmasi wartawan akhirnya menanggapi persoalan yang viral di media sosial anggota KWT di Biboki selatan persoalkan bantuan alsintan yang diduga mengatasnamakan kelompok tertentu, namun justru dimanfaatkan oleh orang lain di luar kelompok tersebut.
Kepada wartawan saat penyerahan sapi kurban di masjid Nurul falah, ia mengaku telah memanggil Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Bidang terkait dan telah mengklarifikasi tudingan tersebut.
Dijelaskannya, setelah dimintai klarifikasi dari Dinas terkait, diketahui bahwa ada kerja sama antara kelompok tersebut dengan beberapa pastoran untuk mengelola lahan kosong yang dimiliki oleh pastoran. Alat pertanian, seperti traktor, disepakati untuk dipinjamkan guna mengolah lahan-lahan tersebut.
"Saya panggil, saya tanyakan masalah yang berkembang, ternyata itu memang ada kerja sama dari kelompok yang ada dengan pastoran untuk mengelola alat ini, lahan yang kosong," jelas Bupati Falent kemarin.
Ia menambahkan, fakta yang terlihat seolah-olah traktor dipakai oleh pihak lain, padahal, mereka sudah sama-sama setujui hal itu.
"Sehingga alat ini sama-sama disetujui, diberikan untuk mengelola lahan yang punya, memiliki pastoran yang saat ini belum terolah, itu dipinjamkan. Tetapi orang melihatnya seolah-olah alat ini punya kelompok ini, tetapi yang kerja orang lain."tandas Bupati TTU.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait
